Sejarah Pastry
Berawal dari coba-coba, ternyata siapa sangka adonan pastry menjadi sangat terkenal dan disukai hingga seluruh penjuru dunia.
Membicarakan
sejarah pastry seperti tak berujung. Banyak yang mengklaim bahwa pastry
sudah ada sejak masyarakat pada kebudayaan tersebut ada
Salah satunya adalah pada budaya Mesir, mereka mengolah tepung dan pasta air untuk membungkus daging yang dimasak agar dapat menyerap cairan. Pastry
lalu berkembang di Timur Tengah dan dibawa ke Eropa oleh umat Islam di
abad ke-7. Pada abad pertengahan, mulai dikenal puding dan pie. Baru
setelah memasuki abad ke-17, mulai berkembang puff pastry dan flaky
pastry.
Puff Pastry awalnya ditemukan oleh pastrycook magang asal Perancis bernama Claudius Gele
pada tahun 1645. Pada akhir masa magangnya, Claudius ingin membuatkan
seloyang roti lezat buatannya untuk ayahnya yang sedang sakit. Dengan
mempergunakan panduan diet sang ayah yang terdiri dari air, tepung dan
butter, Claudius mengolah adonan, melipat dan memasukkan butter ke dalam
adonan. Ia lakukan berulang-ulang hingga mencapai sepuluh kali lipatan,
hingga akhirnya ia masukkan adonan tersebut ke dalam loyang.
Tak
disangka, pengolahan adonan tersebut menghasilkan bentuk yang di luar
dugaan. Berkat penemuan tak disengaja tersebut, Claudius bisa memperoleh
pekerjaan di kota Paris, hingga akhirnya ia dapat menyempurnakan penemuannya. Walau akhirnya hasil karya Claudius diklaim oleh Mosca bersaudara, namun Claudius yang meninggal pada tahun 1682 tetap dikenang sebagai penemu pastry.
Seni Pastry
Pastry
merupakan perpaduan dari penggunaan tepung terigu, ragi, garam, air,
lemak dan telur. Dari adonan ini, nantinya akan bisa dikreasikan menjadi
tiga kategori, yaitu plain pastry dough (berupa adonan shortcrust atau dikenal dengan pie), layered pastry (terdiri dari croissant, danish dan puff pastry) dan choux paste (berbagai jenis kue sus).
Pastry berbeda dengan roti, karena dalam pastry (terutama pada adonan layered pastry)
mengandung kadar lemak yang lebih tinggi dibandingan dengan roti.
Tekstur yang diharapkan pada sepotong pastry berupa kerenyahan di luar
dan lembut di di bagian dalam. Kuncinya pada pengadukan adonan jangan
sampai kalis. Kalau terlalu kalis bukan pastry yang berlapis-lapis,
melainkan menjadi adonan roti. Kunci sukses adonan pastry adalah antara
adonan terigu dan lemak harus sama-sama dingin. Ruangan
yang dipergunakan untuk melipat adonan juga harus dingin. Adonan juga
harus sering diistirahatkan. Jika adonan menghangat atau tidak dingin,
tekstur croissant akan seperti roti. Melakukan roll sebaiknya jangan
sekuat tenaga,, secukupnya saja, jika di-roll sekuat mungkin lipatan
lemak bisa pecah yang mengakibatkan tekstur pastry menjadi tidak
berlapis-lapis.
Yang paling sederhana dari proses pastry adalah adonan shortcrust
atau yang lebih dikenal sebagai adonan pie. Hanya diperlukan tepung
terigu, mentega dan air. Cukup bentuk adonan hingga berbutir, simpan di
tempat dingin, maka adonan siap dipergunakan. Sebaiknya jangan mengaduk
adonan dengan tangan, tapi mempergunakan dua buah pisau.
Begitu pula dengan choux paste yang tak lain adalah adonan sus. Berbeda dengan adonan
pastry lainnya, dalam membuat sus, Anda tinggal melelehkan mentega dan
air, memasukkan tepung terigu. Tetapi sebaiknya tunggu sampai adonan
agak dingin, baru masukkan telur satu persatu.
sejarah short pastry apa ya?