WASHINGTON DC — Berbentuk mirip donat,
namun memiliki cita rasa yang menyerupai roti klasik Perancis,
Croissant. Inilah yang disebut sebagai Cronut yang saat ini
kepopulerannya terus menyebar.
Bagi Anda para pecinta donat dan croissant, mungkin Cronut bisa menjadi pilihan makanan yang tepat untuk memuaskan lidah anda. Kerenyahan yang bisa dirasakan pada gigitan pertama dan rasa manis akan krim di dalamnya telah membuat para pembelinya ketagihan.
Kenikmatan dan keunikan pastry ini telah menjadi sebuah fenomena yang dahsyat di mata dunia. Ide jenius mengenai persilangan pastry ini datang dari dapur seorang koki asal Perancis, Dominique Ansel, pemilik sebuah bakery yang didirikannya pada tahun 2011, bernama “Dominique Ansel Bakery,” yang berlokasi di daerah SoHo, di kota New York, Amerika Serikat.
Bagi Anda para pecinta donat dan croissant, mungkin Cronut bisa menjadi pilihan makanan yang tepat untuk memuaskan lidah anda. Kerenyahan yang bisa dirasakan pada gigitan pertama dan rasa manis akan krim di dalamnya telah membuat para pembelinya ketagihan.
Kenikmatan dan keunikan pastry ini telah menjadi sebuah fenomena yang dahsyat di mata dunia. Ide jenius mengenai persilangan pastry ini datang dari dapur seorang koki asal Perancis, Dominique Ansel, pemilik sebuah bakery yang didirikannya pada tahun 2011, bernama “Dominique Ansel Bakery,” yang berlokasi di daerah SoHo, di kota New York, Amerika Serikat.
Setelah dua bulan lamanya berkutat dengan lebih dari 10 resep yang
berbeda, akhirnya Chef Dominique Ansel berhasil menciptakan resep Cronut
yang sempurna, yang membuat pastry ini menjadi bukan hanya sekedar
adonan croissant yang digoreng, tetapi di modifikasi dengan berbagai resep istimewa ala sang koki.
Untuk menggoreng Cronut, Chef Dominique Ansel memilih untuk menggunakan minyak biji anggur dengan suhu yang sangat spesifik. Setelah selesai digoreng, Cronut tersebut kemudian digulingkan ke dalam gula, diisi krim yang sesuai dengan berbagai rasa yang berbeda setiap bulannya, dan diakhiri dengan semiran topping gula diatasnya.
Pertama kali diluncurkan pada tanggal 10 Mei tahun ini, Cronut langsung booming dan menjadi hits di kota New York. Nama Cronut itu sendiri langsung dipatenkan oleh Dominique Ansel bakery di Amerika dan di seluruh dunia. Sejak itu berbagai bakery di berbagai kota di AS, bahkan di berbagai negara, termasuk Indonesia mulai mengikuti tren yang diciptakan oleh Chef Dominique Ansel dengan berbagai nama yang unik. Misalnya, Oakmont Bakery di Pennsylvania yang menjual pastry mirip dengan Cronut dengan nama “Doughsants” dengan harga USD 3,5 (sekitar Rp 38,500).
Jika Anda pergi ke Los Angeles, Anda juga bisa mencicipi “Crullant” di Semisweet Bakery, yang bentuk dan rasanya bisa dikatakan sebagai Cronut imitasi. Apabila Anda berkunjung ke Melbourne, Australia, anda bisa menemukan “Dossant” yang dijual di MoVida Bakery. Di Singapura, Anda bisa mencoba “Crodo” di restoran Gastronomia. Beralih ke Berlin, anda bisa mencicipi “Curlyssant” di toko Bäckerei & Konditorei Thürmann. Demikian pula di Jakarta, di mana Anda bisa menemukan berbagai versi Cronut di beragam tempat.
Untuk menggoreng Cronut, Chef Dominique Ansel memilih untuk menggunakan minyak biji anggur dengan suhu yang sangat spesifik. Setelah selesai digoreng, Cronut tersebut kemudian digulingkan ke dalam gula, diisi krim yang sesuai dengan berbagai rasa yang berbeda setiap bulannya, dan diakhiri dengan semiran topping gula diatasnya.
Pertama kali diluncurkan pada tanggal 10 Mei tahun ini, Cronut langsung booming dan menjadi hits di kota New York. Nama Cronut itu sendiri langsung dipatenkan oleh Dominique Ansel bakery di Amerika dan di seluruh dunia. Sejak itu berbagai bakery di berbagai kota di AS, bahkan di berbagai negara, termasuk Indonesia mulai mengikuti tren yang diciptakan oleh Chef Dominique Ansel dengan berbagai nama yang unik. Misalnya, Oakmont Bakery di Pennsylvania yang menjual pastry mirip dengan Cronut dengan nama “Doughsants” dengan harga USD 3,5 (sekitar Rp 38,500).
Jika Anda pergi ke Los Angeles, Anda juga bisa mencicipi “Crullant” di Semisweet Bakery, yang bentuk dan rasanya bisa dikatakan sebagai Cronut imitasi. Apabila Anda berkunjung ke Melbourne, Australia, anda bisa menemukan “Dossant” yang dijual di MoVida Bakery. Di Singapura, Anda bisa mencoba “Crodo” di restoran Gastronomia. Beralih ke Berlin, anda bisa mencicipi “Curlyssant” di toko Bäckerei & Konditorei Thürmann. Demikian pula di Jakarta, di mana Anda bisa menemukan berbagai versi Cronut di beragam tempat.
“Pertama kali lihat iklannya bulan Juli di sebuah hotel. Namanya aneh.
Langsung terpikir kalau itu kombinasi croissant dan donat. Ternyata
benar, croissant goreng. Super light dan tidak greasy,”
kata Arbirani Wibowo, seorang pemilik toko pernak-pernik pesta, Kepik
Gift Goodies, di Jakarta kepada Voice of America (VOA) baru-baru ini.
Rahasia resep Cronut juga mulai dibuka di internet. Mulai dari yang simple dengan hanya menggunakan adonan croissant yang sudah jadi dan bisa dibeli di supermarket, hingga yang cukup menantang, di mana Anda harus membuat adonan itu sendiri. Bagi para foodies di seluruh dunia yang penasaran, tentunya senang bisa ikut mencicipi hidangan yang sangat populer di New York ini.
Kepada VOA, Chef Dominique Ansel mengatakan dia sangat senang jika memang bisa menginspirasi orang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Tetapi, ia mengingatkan bahwa setiap koki harus memiliki kreativitas dan inspirasi tersendiri yang berbeda dari koki yang lain.
Rahasia resep Cronut juga mulai dibuka di internet. Mulai dari yang simple dengan hanya menggunakan adonan croissant yang sudah jadi dan bisa dibeli di supermarket, hingga yang cukup menantang, di mana Anda harus membuat adonan itu sendiri. Bagi para foodies di seluruh dunia yang penasaran, tentunya senang bisa ikut mencicipi hidangan yang sangat populer di New York ini.
Kepada VOA, Chef Dominique Ansel mengatakan dia sangat senang jika memang bisa menginspirasi orang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Tetapi, ia mengingatkan bahwa setiap koki harus memiliki kreativitas dan inspirasi tersendiri yang berbeda dari koki yang lain.